Monday, May 29, 2017

Sejarah Kampung "Padang Jawa" di Selanggor Malaysia

‘Kampung Padang Jawa’ di Selangor Malaysia yang Konon Didirikan Oleh Seorang Pendekar dari Jawa Tengah

Jangan salah sangka dulu, karena yang dimaksud ini bukan kampung di Malaysia yang khusus untuk orang Indonesia. Kampung unik yang kami kunjungi beberapa waktu yang lalu ini, dihuni oleh sekitar belasan hingga puluhan ribu penduduk ini bernama ‘Kampung Padang Jawa’.
Penduduknya tidak 100% berisi orang Indonesia, bahkan sebetulnya  prosentase atau jumlah WNI yang tinggal disana kalah jauh dibanding penduduk berkewarganegaraan Malaysia. Namun kalau ditarik mundur tiga atau empat generasi silam, kebanyakan nenek moyang penduduk asli mereka adalah orang Indonesia.

Sekilas tentang Kampung Padang Jawa

Secara fisik, kampung ini memang terlihat berbeda dibanding gedung-gedung tinggi di luar kampung. Di dalam kampung, tepatnya di jalan utamanya sangat lebar tersebut, tidak terdapat gedung-gedung megah seperti di bagian lain di kota Shah Alam. Kota Shah Alam adalah Ibukota Selangor, Malaysia.

IMG_20150807_145458_1439114593589
Memasuki jalan utama Kampung Padang Jawa
Kampung Padang Jawa berdekatan dengan kota baru Klang dan kota besar Shah Alam. Jaraknya dari Klang lebih kurang 8 Km dan dari Shah Alam lebih kurang 4 Km. Kampung ini sangat unik karena berada di bawah pemerintahan 2 kota, yaitu satu bagian di bawah Daerah Klang dan sebagian lagi masuk daerah Shah Alam. Garis perbatasan di antara kedua daerah ini terletak di tengah-tengah kampung ini.
Kampung ini juga agak istimewa kerana mempunyai 3 jalan masuk ke kampung ini, yaitu dari Klang, Shah Alam dan Lebuh Raya Persekutuan (Federal Highway)
Bila kita menyusuri Kampung Padang Jawa, toko dan rumah penduduk yang berjajar di jalan utama paling banyak dibangun dalam dua lantai, dan hanya sedikit rumah susun sederhana yang dibangun di kampung itu. Sebagai catatan, meski terdapat gedung-gedung tinggi di pusat kotanya, Shah Alam tidak seperti Jakarta yang sangat dipadati gedung-gedung pencakar langit.
Shah Alam sebagai ibukota Selangor ini memang memiliki gedung-gedung megah, meski tak seberapa banyak. Serta, penduduknya tidak sepadat kota-kota besar di Indonesia. Kota Shah Alam adalah kota yang tergolong besar di Malaysia yang sarat dengan sejarah panjang berkembangnya hingga dianggap sebagai salah satu ‘bandar’ terkemuka di Malaysia.
Kampung Padang Jawa merupakan salah satu cikal bakal berkembangnya Shah Alam, sehingga tidak mengherankan bila kampung unik ini akhirnya berada di tengah pertumbuhan dua kota, Shah Alam dan kota Klang. Dua kota yang terus berkembang karena disokong penuh oleh Pemerintah Malaysia. Sedangkan kampung ini terkesan tumbuh lebih secara natural, tanpa pacuan pembangunan gedung-gedung besar pencakar langit oleh pemerintah. Tak pelak, saat ini kawasan tersebut dikelilingi denyut pembangunan proyek fisik serta gedung-gedung bertingkat di luar kampung tersebut. Namun jangan berpraduga tentang diskriminasi, karena sarana fisik standar yaitu jalan dan fasilitas transportasi tetap mendapatkan porsi anggaran yang mencukupi dari pemerintah.

IMG_20150807_153232_1439114239197

Sebuah surau tua di Kampung Padang Jawa, di bawahnya digunakan untuk Taman Kanak-Kanak

Sejarah Kampung Padang Jawa

Sejak ratusan tahun yang lalu, Shah Alam sudah mulai didatangi oleh para pendatang dari Indonesia. Mayoritas dari mereka berasal dari pulau Jawa, dan sebagian lainya dari Sumatera (terutama dari daerah Padang, Medan dan Aceh).
Apakah karena banyak pendatang dari Jawa dan Sumatera, hingga akhirnya dinamakan Kampung Padang Jawa?
Sejarah silam asal usul Padang Jawa dimulai sejak berdirinya lebih 160 tahun lalu.
Di awal pembukaannya, Padang Jawa merupakan tanah pertanian dan terkenal dengan dusun buah-buahan, pada waktu itu banyak penduduknya yang bekerja sebagai pengumpul getah karet. Sebelum Sungai Klang dicemari oleh limbah pembangunan kota-kota disekitarnya, rata-rata penduduk di Padang Jawa bekerja sebagai nelayan yang menjadikan ikan air tawar, udang galah dan udang belacan sebagai hasil tangkapan.
Pendekar ‘Wak Kairan’ sebagai pendiri Padang Jawa, berasal dari Jawa Tengah
Asal muasalnya Padang Jawa ini dimulai oleh seorang pendekar yang terkenal dengan ilmu persilatan dan gagah berani, malah dikabarkan memiliki kekuatan yang sukar ditandingi.
Wak Kairan  yang berasal dari Jawa Tengah adalah individu pertama yang memulai penebasan dan pembukaan kampung, dengan cara membersihkan hutan dan semak belukar. Singkat cerita, beliaulah yang pertama kali mewujudkan Padang Jawa ini. Dikhabarkan Wak Kairan mempunyai ilmu persilatan yang sangat tinggi dan memiliki tenaga yang amat luar biasa. Beliau diceritakan malah pernah bertarung dengan musuhnya di kawasan stasiun kereta api selama tujuh hari tujuh malam tanpa berhenti rehat. Dikisahkan pula, beliau mampu menarik dan memberhentikan kereta api yang sedang bergerak.
Ketika Wak Kairan meninggal dunia, jasadnya dikebumikan di tanah pemakaman di ujung kampung. Selepas itu kuburnya dipindahkan ke kawasan tanah pemakaman baru yang terletak bersebelahan dengan Lebuh Raya Persekutuan.
Asal nama Padang Jawa
Merujuk pada kamus Bahasa Jawa, ‘Padang’ membawa arti membersihkan atau membuat terang suatu kawasan, dan upaya pembukaan itu dilakukan oleh Wak Kairan yang tak lain adalah seorang pendekar yang berasal dari Jawa. Pada perjalanannya, itu kampung ini kemudian dinamakan Padang Jawa.
Setelah era kemerdekaan Malaysia, kawasan-kawasan ini dijaga di bawah satu ketua kampung dengan menggunakan nama Kampung Padang Jawa.
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 komentar:

advertisment